Terungkapnya Sosok Zulkarnain
dalam Al-Qur’an {1}
Dalam
Al-Qur’an Surah Al-Kahfi ayat 83-98 dikatakan:
Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Zulkarnain. Katakanlah: “Aku
akan bacakan kepadamu cerita tentangnya.” Sungguh, Kami telah menempatkannya di (muka) bumi, dan Kami telah memberikan kepadanya jalan (untuk mencapai)
segala sesuatu, maka diapun mengikuti suatu
jalan. Hingga ketika dia telah sampai ketempat terbenam matahari, dia melihat matahari
terbenam di dalam laut yang berlumpur hitam, dan dia mendapati di situ suatu kaum. Kami berkata: “Wahai Zulkarnain, kamu boleh menyiksa atau boleh berbuat kebaikan terhadap
mereka. Berkata Zulkarnain: “Adapun orang yang zalim, maka kelak kami akan menyiksanya,
kemudian dia dikembalikan kepada Tuhannya, lalu Tuhan mengazabnya dengan azab yang sangat keras. Adapun orang-orang yang beriman dan beramal saleh, maka baginya pahala
yang baik sebagai balasan, dan akan kami titahkan kepadanya (perintah) yang
mudah dari perintah-perintah kami.” Kemudian Zulkarnain mengikuti jalan. Hingga tatkala dia sampai ke tempat terbit matahari, dia
mendapati matahari itu menyinari suatu kaum yang Kami
tidak menjadikan bagi mereka sesuatu yang melindunginya dari (cahaya) matahari itu,
demikianlah, dan sesungguhnya Kami mengetahui segala sesuatu yang ada pada Zulkarnain. Kemudian dia mengikuti jalan (yang lain lagi). Hingga apabila dia
telah sampai diantara dua gunung, dia mendapati suatu kaum yang hampir tidak
mengerti pembicaraan. Mereka berkata: “Hai Zulkarnain, sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj itu
orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan
sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat penutup/penghalang antara kami dan mereka?” Zulkarnain berkata: “Apa yang telah dianugerahkan kepadaku lebih baik (daripada imbalanmu), maka bantulah aku
dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding/penghalang antara kamu dan mereka, berilah aku potongan-potongan
besi!” Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu,
berkatalah Zulkarnain: “Tiuplah!” Hingga apabila dia (Zulkarnain) menjadikannya api, diapun berkata: “Berilah aku leburan tembaga agar
aku tuangkan ke atasnya.” Maka mereka (Ya’juj dan Ma’juj) tidak bisa mendakinya dan
mereka tidak bisa (pula) melubanginya. Zulkarnain berkata:
“Ini (dinding) adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah datang janji
Tuhanku, Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Tuhanku itu adalah
benar.”
Kisah ini
muncul sebagai akibat dari pertanyaan yang diajukan oleh kaum Quraisy Makkah
yang ingin menguji kenabian Muhammad SAW. Dikisahkan kaum kafir Quraisy Makkah
mengutus Uqbah bin abi Muait dan Nadr bin al Harits untuk menjumpai rabi Yahudi
di Madinah yang kemudian menyarankan untuk mengajukan 3 pertanyaan kepada
Rasulullah SAW.
Sang pendeta
berkata, “Ajukanlah pertanyaan kepadanya tentang 3 hal yang akan kami jelaskan
kepada kalian, jika dia memberikan jawaban yang benar, maka dia memang seorang
nabi, tetapi jika dia tidak dapat menjawabnya dengan benar, maka dia adalah
seorang bajingan…… Tanyakan kepadanya tentang ANAK-ANAK MUDA YANG MENGHILANG
dimasa lalu ….. kedua, tanyakanlah kepadanya tentang LAKI-LAKI PENGEMBARA AGUNG
yang telah mencapai negeri timur dan negeri barat. TANYAKANLAH KEPADANYA
TENTANG ROH. Jika mampu menjawab dengan benar, maka ikutlah dia karena dia
adalah seorang nabi. Jika tidak dapat, maka dia adalah seorang penipu, maka perlakukanlah
dia seperti apa yang kalian kehendaki”.
Dari ayat
diatas, ada beberapa pertanyaan yang muncul dalam benak kita:
~ Siapakah
sosok Zulkarnain sebenarnya?
~ Siapakah
yang disebut Ya’juj dan Ma’juj oleh Allah?
~ Dimanakah
letak dinding besi tempat Ya’juj dan Ma’juj dikurung oleh Zulkarnain?
~ Apakah
dinding besi tsb telah hancur atau belum?
Para ulama
berbeda pendapat dalam menjawab keempat pertanyaan diatas. Oleh sebab itu, maka
saya mencoba untuk menguak misteri kisah Zulkarnain serta Ya’juj dan Ma’juj
berdasarkan hasil ijtihad saya secara mendalam setelah membaca berbagai sumber
referensi tentang hal tsb.
Zulkarnain
Menurut Ulama
Banyak ulama
yang meyakini bahwa Zulkarnain bukanlah nama orang, melainkan julukan terhadap
seseorang. Zulkarnain berarti pemilik dua tanduk. Menurut M. Ismail Ibrahim,
Zulkarnain adalah seorang hamba taat yang dikaruniai ilmu, hikmah, dan wibawa.
Ia diberi gelar Zulkarnain (pemilik dua tanduk) karena memiliki tanduk yang
diletakkan di kepala (mahkota) yang menunjukkan atau melambangkan kekuatan
seperti yang dilakukan oleh raja-raja kuno dengan mahkota yang berhiaskan
ukiran berupa tanduk, elang, ular.
Dalam Tafsir
Al-Azhar, Prof. Dr. Hamka menyebutkan Zulkarnain sebagai gelar kebesaran dan
kehormatan yang diperlambangkan oleh penguasa itu dengan memakai mahkota yang
bertanduk dua. Biasanya, dua tanduk tsb dilambangkan dengan tanduk lembu liar
yang terpisah ke kiri dan ke kanan, serta terbuat dari emas. Dan yang berhak
memakainya hanyalah raja tersebut. Ketika seseorang memohon ampun atau
menghadap kepadanya, orang tidaklah menyebut namanya, tetapi mereka menyebut
mahkota yang merangkap gelar kebesarannya dengan mengatakan “Wahai Zulkarnain
(wahai yang empunya dua tanduk)”.
Hingga zaman
sekarang, kebiasaan tsb masih banyak digunakan oleh raja-raja besar dengan
susunan katanya masing-masing, seperti Yang Dipertuan Agung, Yang Dipertuan
Minangkabau, Daulat Yang Dipertuan, Yang Bersemayam di Pagaruyung, Yang Empunya
Mahkota si Kula-Qamat, Yang Mempunyai Tenun Sang Seta, Yang Empunya Tabuh
Pulut-Pulut, Yang Empunya Tambang Emas di Selida, dsb.
Sebagian
ulama ada juga yang berpendapat bahwa Zulkarnain bukan berarti dua tanduk
tetapi bermakna dua waktu (masa), yakni masa ketika ia menaklukkan
negeri-negeri di bagian barat dan masa ketika ia menaklukkan negeri-negeri di
bagian timur. Syeikh Imran Hosein lebih condong mengartikan Zulkarnain dengan
waktu, karena menurutnya kata “qarn” dalam Al-Qur’an lebih sering
menunjukkan waktu. Walau demikian, bisa jadi memang Zulkarnain maksud-Nya adalah
2 tanduk.
Sebenarnya
secara etimologi kata qarn dalam bahasa Arab memiliki banyak arti,
antara lain:
a) Qarn
berarti tanduk (tulang yang terdapat di bagian atas kepala hewan). Hampir
sebagian besar hewan bertanduk memiliki 2 tanduk, tetapi ada juga hewan yang
memiliki satu tanduk, seperti karkadan.
b) Qarn
juga berarti kepang rambut, tetapi qarn juga dapat berarti menunjukkan
ciri-ciri rambut tertentu meskipun tidak dikepang.
c)
Qarn berarti juga puncak gunung tertinggi dan ujung pedang.
d) Qarn
berarti 100 tahun atau 1 abad, dan setiap 200 tahun atau 2 abad disebut
qarnaani atau qarnain.
e) Qarnail
ardh berarti bagian ujung barat dan bagian ujung timur bumi.
Sebagian
besar ulama juga berpandangan bahwa Zulkarnain adalah manusia biasa yang
berkat kuasa Allah memiliki kemampuan luar biasa dan merupakan seorang raja
yang memiliki kekuasaan yang sangat luas, yang terbentang dari Asia sampai
Eropa.
Yang menjadi
pertanyaan; adakah sosok raja pada masa lalu yang menguasai suatu wilayah yang
terbentang dari belahan bumi bagian barat sampai belahan bumi bagian timur?
Sejarah
mencatat hanya ada tiga raja pada masa lalu yang memiliki kekuasaan yang begitu
luas dari barat sampai ke timur, dari Asia sampai ke Eropa, yaitu Koresh Agung
[Cyrus The Great] yang merupakan pendiri Kekaisaran Persia, Darius I
(Darius Agung [Darius The Great]) yang merupakan Raja Persia, dan
Aleksander III (Aleksander Agung [Alexander The Great]) yang merupakan
Raja Makedonia.
ISKANDAR ZULKARNAIN
Dia dilahirkan
diMacedonia. Kepadanya dikurniakan Allah otak yang pintar, fikiran yang panjang
dan berbagai-bagai ilmu pengetahuan: Ilmu perang, ilmu politik dan ilmu teknik
dan kimia.
Dari semenjak dia masih kecil, hatinya sudah tidak enak melihat perang yang selalu timbul antara Timur (Kerajaan Persia) dengan Barat (Kerajaan Rum). Perang yang tidak henti-hentinya dan tahun ke tahun, malah dari abad ke abad, yang telah menewaskan ribuan manusia dan merosakkan bumi, menghancurkan banyak harta benda.
Untuk menghindarkan perang antara Timur dengan Barat yang sudah bertradisi ini, dia ingin mendirikan sebuah kerajaan besar yang meliputi Timur dan Barat.
Padanya terdapat segala syarat untuk menyampaikan. maksud dan tujuan hidupnya yang maha besar itu. Selain dia seorang yang baik, berakhlak yang tinggi, berilmu pengetahuan tentang ketenteraan, tentang pemerintahan dan teknik, akan dapat membawa dia sampai dipantai cita-citanya.
Mula-mula sekali dengan tenteranya yang lengkap kuat, dia menuju ke Barat (Maghribi atau Moroko), tempat terbenamnya matahari. Disitu dilihatnya matahari itu terbenam dimatair yang bertambah hitam, iaitu Lautan Atlantik sekarang ini.
Disitu didapatinya satu bangsa yang terlalu engkar dan kafir, hebat sekali kerosakan dan kejahatan yang ditimbulkan bangsa itu. Bukan saja merosakkan permukaan bumi dan mengacaukannya, tetapi juga sudah menjadi tabiat mereka suka membunuh orang-orang yang tidak bersalah sekalipun.
Sebelum melakukan tindakan, terlebih dahulu Iskandar Zulkarnain menadahkan tangannya ke langit, memohon petunjuk kepada Allah, tindakan apa sebaiknya yang harus dilakukan terhadap bangsa yang begitu kejam. Apakah bangsa itu akan digempurnya habis-habisan atau akan dibiarkan begitu saja?
Tuhan menyuruh Iskandar Zulkarnain membuat pilihan salah satu diantara dua tindakan: Digempur habis-habisan sebagai balasan atas kekejaman mereka selama ini atau diajar dan dididik dengan propaganda, agar mereka kembali kepada kebenaran dan meninggalkan segala kejahatan.
Akhirnya Iskandar Zulkarnain memutuskan akan menggempur mereka yang derhaka dan jahat sehebat-hebatnya dan membiarkan serta melindungi orang-orang yang baik diantara mereka. Pada bangsa itu, Iskandar Zulkarnain lalu mengucapkan kata-katanya yang ningkas: Siapa yang aniaya, akan kami seksa dan dikembalikan kepada Tuhan agar Tuhan memberi seksa yang lebih hebat lagi. Adapun orang-orang yang saleh dan baik, akan kami lindungi serta diberi ganjaran-ganjaran dan kepadanya kami hanya akan perintahkan kewajipan-kewajipan yang ringan saja.
Tenteranya segera bergerak, menewaskan setiap orang yang kejam, melindungi setiap orang yang baik. Akhirnya negeri itu dapat diamankan dan ditenteramkan, serta diatur sebaik-baiknya, penuh dengan kehidupan bahagia dan makmur.
Kerana kewajipannya terhadap bangsa dan negeri itu sudah selesai, Iskandar Zulkarnain dengan tenteranya lantas menuju ke arah Timur (India). Dilihatnya matahari terbit atas bangsa yang masih hidup telanjang (Bangsa Hindustan).
Bangsa dan negeri itupun dapat ditaklukkannya, diamankan dan ditenteramkannya, serta diatur sebaik-baiknya sehingga setiap orang dapat merasakan hidup aman dan tenteram, bahagia dan
senang pula. Bangsa itu dapat dikeluarkannya dari lembah kesesatan dan kejahilan.
Selesailah sudah kewajipannya terhadap negeri dan bangsa itu. Ia lalu menuju ke utara, ke negeri Armenia melalui Persia dan Azerbaijan. Dengan kemenangan demi kemenangan yang dicapainya selama dalam perjalanan itu, akhirnya dia sampai ditempat yang ditujui. Didapatinya di situ satu bangsa yang hidup antara dua buah gunung, iaitu Gunung Armani dan Gunung Azerbaijan. Iskandar Zulkarnain tidak mengerti akan bahasa yang dipakai bangsa ini.
Bangsa ini didapatinya hidup selalu dalam ketakutan dan kekhuatiran, kerana negeri mereka berbatasan dengan bangsa Yajuj dan Majuj yang terkenal kejam dan kuatnya. Bukan sekali-dua kali saja tetapi sering sekali bangsa Yajuj dan Majuj itu datang menyerang mereka, menghancurkan apa saja yang didapatinya dan membunuh siapa saja yang dijumpainya.
Kedatangan Iskandar Zulkarnain ini, mereka sambut dengan segala kehormatan dan kegembiraan, kerana mereka tahu bahawa Iskandar Zulkarnain adalah raja yang terkuat dan raja yang seadil-adilnya dimuka bumi ini.
Kepada Iskandar Zulkarnain dimintanya pertolongan, untuk melindungi diri mereka dari serangan Yajuj dan Majuj. Mereka memohon agar antara negeri mereka dengan negeri Yajuj dan Majuj diadakan dinding raksasa yang tidak dapat ditembusi dan untuk keperluan ini, mereka sanggup membayar upah dan kerugian kepada Iskandar Zulkarnain.
Mendengar permohonan ini, Iskandar Zulkarnain menjawab: Saya tidak mengharapkan upah dari kamu. Nikmat dan pemberian Tuhanku adalah lebih berharga dari upah itu. Hanya kepadamu saya minta kaum pekerja dan alat-alatnya, besi, tembaga, arang batu dan kayu.
Setelah semua itu terkumpul, Iskandar Zulkarnain mulai bekerja dengan pentolongan para pekerja. Mula-mula dinyalakan api dengan kayu dan arang batu, diambilnya besi, lalu dihancurkannya dengan api itu. Kepada hancuran besi itu dituangkannya tembaga, sehingga menjadi satu dengan besi. Dengan bahan campuran inilah didirikannya dinding raksasa antara negeri itu dengan negeri Yajuj dan Majuj, dinding besi raksasa yang tidak dapat ditembus dan dilubangi oleh sesiapa.
Kepada bangsa itu Iskandar Zulkarnain lalu berkata: Dinding ini adalah rahmat dari Tuhan kepadamu, hanya Tuhanlah yang dapat menembus dinding ini, bila dikehendakiNya.
Dengan jalan begitu, maka aman dan tenteramlah negeri itu. Setelah Iskandar Zulkarnain dapat menaklukkan negeri-negeri lainnya ditimur, barat, diutara dan diselatan, maka kerajaannya kini
meliputi: Moroko, Rom, Yunani, Mesir, Persia dan India, sehingga merupakan sebuah kerajaan yang amat luas, yang belum pernah terjadi sebelumnya, dimana penduduknya kini hidup dengan aman
tenteram dan makmur.
Cita-cita Iskandar Zulkarnain telah dapat dicapainya, berkat pertolongan Allah, kerana dia selalu berlindung diri kepadaNya. Tetapi sayang setelah Iskandar Zulkarnain meninggal dunia, kerajaan
yang besar dan bahagia itu menjadi berpecah-belah, kerana perebutan kekuasaan para pengikutnya yang ditinggalkannya.
Iskandar Zulkarnain yang bererti raja Timur dan Barat, telah dapat mempersatukan kerajaan Timur dengan kerajaan Barat, menjadi suatu kerajaan yang adil dan makmur, berkat ilmu dan pengetahuannya, serta berkat dasar ketuhanan yang selalu dipegangnya teguh dalam mendirikan kerajaan besar itu.
Cita-cita Iskandar Zulkarnain yang suci murni dan maha besar itu, untuk sementara telah dilanggar oleh manusia yang berkuasa sesudahnya. Tetapi pada saatnya nanti cita-cita ini akan menjelma
lagi serta menjadi kenyataan, sehingga akan berdiri nanti sebuah negara yang terdiri atas Timur dan Barat, yang adil dan makmur.
Kita sedang menunggu berdirinya negera itu, menunggu-nunggu kedatangan Iskandar Zulkarnain abad keduapuluh.
Dari semenjak dia masih kecil, hatinya sudah tidak enak melihat perang yang selalu timbul antara Timur (Kerajaan Persia) dengan Barat (Kerajaan Rum). Perang yang tidak henti-hentinya dan tahun ke tahun, malah dari abad ke abad, yang telah menewaskan ribuan manusia dan merosakkan bumi, menghancurkan banyak harta benda.
Untuk menghindarkan perang antara Timur dengan Barat yang sudah bertradisi ini, dia ingin mendirikan sebuah kerajaan besar yang meliputi Timur dan Barat.
Padanya terdapat segala syarat untuk menyampaikan. maksud dan tujuan hidupnya yang maha besar itu. Selain dia seorang yang baik, berakhlak yang tinggi, berilmu pengetahuan tentang ketenteraan, tentang pemerintahan dan teknik, akan dapat membawa dia sampai dipantai cita-citanya.
Mula-mula sekali dengan tenteranya yang lengkap kuat, dia menuju ke Barat (Maghribi atau Moroko), tempat terbenamnya matahari. Disitu dilihatnya matahari itu terbenam dimatair yang bertambah hitam, iaitu Lautan Atlantik sekarang ini.
Disitu didapatinya satu bangsa yang terlalu engkar dan kafir, hebat sekali kerosakan dan kejahatan yang ditimbulkan bangsa itu. Bukan saja merosakkan permukaan bumi dan mengacaukannya, tetapi juga sudah menjadi tabiat mereka suka membunuh orang-orang yang tidak bersalah sekalipun.
Sebelum melakukan tindakan, terlebih dahulu Iskandar Zulkarnain menadahkan tangannya ke langit, memohon petunjuk kepada Allah, tindakan apa sebaiknya yang harus dilakukan terhadap bangsa yang begitu kejam. Apakah bangsa itu akan digempurnya habis-habisan atau akan dibiarkan begitu saja?
Tuhan menyuruh Iskandar Zulkarnain membuat pilihan salah satu diantara dua tindakan: Digempur habis-habisan sebagai balasan atas kekejaman mereka selama ini atau diajar dan dididik dengan propaganda, agar mereka kembali kepada kebenaran dan meninggalkan segala kejahatan.
Akhirnya Iskandar Zulkarnain memutuskan akan menggempur mereka yang derhaka dan jahat sehebat-hebatnya dan membiarkan serta melindungi orang-orang yang baik diantara mereka. Pada bangsa itu, Iskandar Zulkarnain lalu mengucapkan kata-katanya yang ningkas: Siapa yang aniaya, akan kami seksa dan dikembalikan kepada Tuhan agar Tuhan memberi seksa yang lebih hebat lagi. Adapun orang-orang yang saleh dan baik, akan kami lindungi serta diberi ganjaran-ganjaran dan kepadanya kami hanya akan perintahkan kewajipan-kewajipan yang ringan saja.
Tenteranya segera bergerak, menewaskan setiap orang yang kejam, melindungi setiap orang yang baik. Akhirnya negeri itu dapat diamankan dan ditenteramkan, serta diatur sebaik-baiknya, penuh dengan kehidupan bahagia dan makmur.
Kerana kewajipannya terhadap bangsa dan negeri itu sudah selesai, Iskandar Zulkarnain dengan tenteranya lantas menuju ke arah Timur (India). Dilihatnya matahari terbit atas bangsa yang masih hidup telanjang (Bangsa Hindustan).
Bangsa dan negeri itupun dapat ditaklukkannya, diamankan dan ditenteramkannya, serta diatur sebaik-baiknya sehingga setiap orang dapat merasakan hidup aman dan tenteram, bahagia dan
senang pula. Bangsa itu dapat dikeluarkannya dari lembah kesesatan dan kejahilan.
Selesailah sudah kewajipannya terhadap negeri dan bangsa itu. Ia lalu menuju ke utara, ke negeri Armenia melalui Persia dan Azerbaijan. Dengan kemenangan demi kemenangan yang dicapainya selama dalam perjalanan itu, akhirnya dia sampai ditempat yang ditujui. Didapatinya di situ satu bangsa yang hidup antara dua buah gunung, iaitu Gunung Armani dan Gunung Azerbaijan. Iskandar Zulkarnain tidak mengerti akan bahasa yang dipakai bangsa ini.
Bangsa ini didapatinya hidup selalu dalam ketakutan dan kekhuatiran, kerana negeri mereka berbatasan dengan bangsa Yajuj dan Majuj yang terkenal kejam dan kuatnya. Bukan sekali-dua kali saja tetapi sering sekali bangsa Yajuj dan Majuj itu datang menyerang mereka, menghancurkan apa saja yang didapatinya dan membunuh siapa saja yang dijumpainya.
Kedatangan Iskandar Zulkarnain ini, mereka sambut dengan segala kehormatan dan kegembiraan, kerana mereka tahu bahawa Iskandar Zulkarnain adalah raja yang terkuat dan raja yang seadil-adilnya dimuka bumi ini.
Kepada Iskandar Zulkarnain dimintanya pertolongan, untuk melindungi diri mereka dari serangan Yajuj dan Majuj. Mereka memohon agar antara negeri mereka dengan negeri Yajuj dan Majuj diadakan dinding raksasa yang tidak dapat ditembusi dan untuk keperluan ini, mereka sanggup membayar upah dan kerugian kepada Iskandar Zulkarnain.
Mendengar permohonan ini, Iskandar Zulkarnain menjawab: Saya tidak mengharapkan upah dari kamu. Nikmat dan pemberian Tuhanku adalah lebih berharga dari upah itu. Hanya kepadamu saya minta kaum pekerja dan alat-alatnya, besi, tembaga, arang batu dan kayu.
Setelah semua itu terkumpul, Iskandar Zulkarnain mulai bekerja dengan pentolongan para pekerja. Mula-mula dinyalakan api dengan kayu dan arang batu, diambilnya besi, lalu dihancurkannya dengan api itu. Kepada hancuran besi itu dituangkannya tembaga, sehingga menjadi satu dengan besi. Dengan bahan campuran inilah didirikannya dinding raksasa antara negeri itu dengan negeri Yajuj dan Majuj, dinding besi raksasa yang tidak dapat ditembus dan dilubangi oleh sesiapa.
Kepada bangsa itu Iskandar Zulkarnain lalu berkata: Dinding ini adalah rahmat dari Tuhan kepadamu, hanya Tuhanlah yang dapat menembus dinding ini, bila dikehendakiNya.
Dengan jalan begitu, maka aman dan tenteramlah negeri itu. Setelah Iskandar Zulkarnain dapat menaklukkan negeri-negeri lainnya ditimur, barat, diutara dan diselatan, maka kerajaannya kini
meliputi: Moroko, Rom, Yunani, Mesir, Persia dan India, sehingga merupakan sebuah kerajaan yang amat luas, yang belum pernah terjadi sebelumnya, dimana penduduknya kini hidup dengan aman
tenteram dan makmur.
Cita-cita Iskandar Zulkarnain telah dapat dicapainya, berkat pertolongan Allah, kerana dia selalu berlindung diri kepadaNya. Tetapi sayang setelah Iskandar Zulkarnain meninggal dunia, kerajaan
yang besar dan bahagia itu menjadi berpecah-belah, kerana perebutan kekuasaan para pengikutnya yang ditinggalkannya.
Iskandar Zulkarnain yang bererti raja Timur dan Barat, telah dapat mempersatukan kerajaan Timur dengan kerajaan Barat, menjadi suatu kerajaan yang adil dan makmur, berkat ilmu dan pengetahuannya, serta berkat dasar ketuhanan yang selalu dipegangnya teguh dalam mendirikan kerajaan besar itu.
Cita-cita Iskandar Zulkarnain yang suci murni dan maha besar itu, untuk sementara telah dilanggar oleh manusia yang berkuasa sesudahnya. Tetapi pada saatnya nanti cita-cita ini akan menjelma
lagi serta menjadi kenyataan, sehingga akan berdiri nanti sebuah negara yang terdiri atas Timur dan Barat, yang adil dan makmur.
Kita sedang menunggu berdirinya negera itu, menunggu-nunggu kedatangan Iskandar Zulkarnain abad keduapuluh.
Ayat-ayat Al-Qur’an Tentang Zulkarnain (Bagian Ketiga)
Menurut Khair Ramdhan Yusuf, dalam bukunya Iskandar Zulkarnain, Panglima Perang, penakluk dan pemerintah yang saleh, kajian terperinci menurut Al-Qur’an, Sunah dan Sejarah, terbitan Malaysia, ada empat sosok yang berkaitan dengan nama Iskandar Zulkarnain. Yaitu, Iskandar Macedonia, Zulkarnain Al-Hamiri, Raja Himyar, seorang lelaki saleh pada zaman Nabi Ibrahim, dan Kursh Al-Akhmini Al-Farisi.Kendati begitu kita dapat membaca dengan jelas kisah Iskandar Zulkarnain ini dalam Al-Qur’an Surah Al-Kahfi ayat 83 sampai 98, yang artinya, “Mereka akan bertanya kepadamu Muhammad, tentang Zulkarnain. Katakanlah, “Aku akan bacakan kepadamu cerita tentangnya.”
“Sesungguhnya kami telah memberi kekuasaan kepadanya di bumi, dan kami telah menberikan kepadanya jalan untuk mencapai segala sesuatu, maka ia pun menempuh jalan tersebut. Hingga apabila telah sampai ke tempat terbenamnya matahari, ia melihat matahari terbenam di dalam laut yang berlumpur hitam, dan ia mendapatinya di situ segolongan umat”.
Kami berkata, “Hai Zulkarnain kamu boleh menyiksa atau berbuat kebaikan terhadap mereka.”Berkata Zulkarnain, “Adapun orang yang aniaya, kami kelak akan mengazabnya, kemudian ia kembali kepada Tuhannya, lalu tuhan mengazabnya dengan azab yang tiada taranya. Adapun orang yang beriman dan beramal saleh, baginya pahala yang terbaik sebagai balasan, dan akan kami titahkan kepadanya yang mudah dari perintah-perintah kami.”
Kemudian ia menempuh jalan lagi, hingga apabila telah sampai ke tempat terbitnya matahari ia mendapati matahari yang menyinari segolongan umat yang kami tidak menjadikan bagi mereka sesuatu yang melindunginya dari matahari itu.”
Demikianlah, dan sesungguhnya ilmu kami meliputi segala apa yang ada padanya, Zulkarnain. Kemudian ia menempuh suatu jalan lagi, sehingga apabila telah sampai diantara dua buah gunung ia mendapati kedua bukit itu suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan.
Mereka berkata, “Hai, Zulkarnain sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?”
Zulkarnain berkata, “apa yang telah dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku adalah lebih baik, maka tolonglah aku dengan kekuatan agar aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka, berilah aku potongan-potongan besi.”
Hingga ketika besi itu telah sama rata dengan kedua gunung itu, berkatalah Zulkarnain, “Tiuplah, dan katika besi itu sudah menjadi api, ia pun berkata, berilah aku tembaga untuk aku tuangkan ke atas besi panas itu.”
Maka mereka, Ya’juj dan Ma’juj tidak bisa mendakinya, dan mereka tidak bisa melubanginya.
Zulkarnain berkata, “Ini adalah rahmat dari Tuhanku. Maka apabila sudah datang janji tuhanku, dia akan menjadikannya hancur luluh, dan janji Tuhanku itu adalah benar.”
0 komentar:
Posting Komentar